Sabtu, 28 April 2012

INNOVATE, WE CAN!



PENDAHULUAN
Buku Innovate, We Can karya DR. Avanti Fontana ini memang ‘unik’ tema-nya. Ternyata, untuk memahaminya, saya butuh waktu yang lama sekali dan harus saya baca berulang kali. Ketika seorang teman meminta saya untuk menyiapkan tulisan dengan tema inovasi, saya dipaksa membaca tuntas buku ini, agar saya memahami dengan benar seluk-beluk kata inovasi yang terdengar sederhana itu. Namun sampai saat ini saya masih merasa belum ‘tuntas’ untuk memahaminya secara utuh. Mencoba merangkum isi buku ini dan menghadirkannya dalam blog kita ini, adalah sebuah langkah awal saja untuk memahami makna inovasi itu sendiri. Diskusi panjang mengenai buku setebal 355 halaman setelah ini haruslah diciptakan agar kita semua dapat lebih memahami dan mengaktualisasikannya dalam kehidupan pribadi, organisasi, bermasyarakat, dan bernegara. Memang, dalam buku ini, contoh-contoh penerapan lebih banyak dikemukakan untuk tingkat organisasi khususnya organisasi bisnis atau perusahaan. Namun secara konsep dapat juga diterapkan untuk individu dan organisasi jenis lainnya seperti organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi politik, dan organisasi sektor publik (pemerintahan).

ISI BUKU INI?
Tak kurang 12 definisi inovasi diketengahkan dalam buku ini. Sebelas definisi di antaranya merujuk pendapat Goswani dan Mathew (2005), dan daftar istilah pada www.pdma.org (2008). Kesebelas item definisi tentang inovasi tersebut adalah sbb:
No
Item
Deskripsi
1
Menciptakan sesuatu yang baru
Merujuk pada inovasi yang menciptakan pergeseran paradigm dalam ilmu, teknologi, struktur pasar, keterampilan, pengetahuan, dan kapabilitas.
2
Menghasilkan hanya ide-ide baru
Merujuk pada kemampuan untuk menemukan hubungan-hubungan baru, melihat suatu subyek dengan perspektif baru dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari konsep-konsep lama.
3
Menghasilkan ide, metode, alat baru
Merujuk pada tindakan menciptakan prdouk baru atau proses baru. Tindakan ini mencakup invensi atau proses baru. Tindakan ini mencakup invensi dan pekerjaan yang diperlukan untuk mengubah idea tau konsep menjadi bentuk akhir.
4
Memperbaiki sesuatu yang sudah ada
Merujuk pada perbaikan barang atau jasa untuk produksi besar-besarandan produksi komersial atau perbaikan sistem.
5
Menyebarkan ide-ide baru
Menyebarkan dan menggunakan praktik-praktik baru di dunia.
6
Mengadopsi sesuatu yang baru yang sudah dicoba secara sukses di tempat lain
Merujuk pada pengadopsian sesuatu yang baru atau yang secara signifikan diperbaiki, yang dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan nilai tambah, baik secara langsung untuk organisasi maupun secara tidak langsung untuk konsumen.
7.
Melakukan sesuatu dengan cara yang baru
Melakukan tugas dengan cara yang berbeda secara radikal.
8.
Mengikuti pasar
Merujuk pada inovasi yang berbasiskan kebutuhan pasar.
9.
Melakukan perubahan
Membuat perubahan-perubahan yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan.
10.
Menarik orang-orang inovatif
Menarik/merekrut dan mempertahankan kepemimpinan dan manajemen talenta dan manajemen manusia untuk memandu jalannya inovasi.
11.
Melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda
Melihat pada suatu madalah dari perspektif berbeda.
 Avanti lebih memilih definisi ke dua belas yang merujuk pendapat Arnoud De Meyer dan Sam Garg (2005) yang menulis definisi inovasi secara lengkap dalam bukunya Inspire to Innovate. Definisi yang dikemukakan kedua orang tersebut, dianggapnya lebih mengayomi semua item definisi inovasi yang telah disebutkan sebelumnya. Definisi inovasi menurut Arnoud De Meyer dan Sam Garg adalah:

Kesuksesan ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang menciptakan perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan kepada konsumen dan/atau pengguna, komunitas, sosietas, dan lingkungan.
Definisi-definisi tersebut menjelaskan bahwa inovasi tidak saja berarti “kebaruan” atau sesuatu yang baru, barang dan/atau jasa baru atau sistem produksi baru atau  cara memasarkan yang baru, namun “kebaruan” itu perlu disertai dengan dampak positif bagi konsumen dan produsen. “Kebaruan” itu harus menciptakan nilai guna bagi konsumen dan nilai tambah bagi produsen. “Kebaruan” yang menghasilkan kesuksesan ekonomi dan sosial, pada konteks inovasi dan penciptaan nilai pada tingkat individu, organisasi, dan masyarakat (society) atau negara.
Penciptaan nilai (value creation) merupakan inti dari inovasi. Inovasi yang berhasil adalah inovasi yang menciptakan nilai lebih besar untuk konsumen, untuk komunitas, dan lingkungan pada saat yang sama.

Pada inovasi di tingkat individu, fokus ada pada kemampuan, motivasi, intelegensi, interaksi individu dengan lingkungannya. Penciptaan nilai yang kreatif pada tingkat individu akan berdampak pada kinerja organisasi, langsung dan/atau tidak langsung, sepanjang nilai tambah yang dihasilkan oleh individu tersebut relevan dengan kegiatan-kegiatan organisasi atau lingkungan di mana dia berada.  Pada inovasi di tingkat organisasi, fokus penciptaan nilai ada pada penciptaan pengetahuan, invensi, dan manajemen. Inovasi pada tingkatan ini membangun dan meningkatkan penghargaan konsumen/pengguna terhadap manfaat dari mengkonsumsi atau menggunakan produk (meningkatkan nilai guna produk). Pada inovasi di tingkat masyarakat (sosietas) dan negara, fokusnya adalah pada pemerintah, yang berjuang untuk menciptakan nilai bagi kebaikan dan manfaat (hajat hidup orang banyak). Inovasi di tingkatan ini berfokus pada kegiatan, program, dan insentif untuk berwirausaha dan berinovasi yang dimaksudkan untuk mendorong organisasi-organisasi dan ventura-ventura baru untuk berinovasi dan memperluas manfaat yang mereka hasilkan untk masyarakat dan anggota-anggotanya. Pemerintah menciptakan nilai melalui hukum, peraturan, dan pelayanan-pelayanan yang menyediakan struktur dan stabilitas serta kepastian atau jaminan kualitas.

Bagaimana menatakelola inovasi agar proses penciptaan nilai di atas berbuah banyak? Untuk itu diperlukan manajemen inovasi. Manajemen inovasi adalah proses menatakelola inovasi sehingga menghasilkan kesuksesan ekonomi dan sosial yang diperoleh secara efisien dan efektif dengan memampukan seluruh sumber daya organisasi dari dalam maupun dari luar. Nah, di dalam menatakelola inovasi tersebut, juga diperlukan inovasi manajemen. Inovasi manajemen di sini didefinisikan sebagai perubahan cara menatakelola dengan meninggalkan prinsip, proses, dan praktik manajemen tradisional atau bentuk dan desain organisasi tradisional, yang sudah tidak sesuai untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan organisasi serta pihak-pihak pemangku kepentingan yang berada di luar organisasi. Keberhasilan manajemen inovasi ditunjang oleh inovasi manajemen karena inovasi manajemen mengubah cara manajer bekerja.

Terdapat empat fase dalam inovasi manajemen. Fase pertama adalah menemukan masalah dan mengidentifikasi tantangan yang membutuhkan pendekatan non-konvensional. Fase kedua adalah mendekonstruksi ortodoksi manajemen berupa dogma, standar konvensional, keyakinan, mitos dalam organisasi yang membatasi ruang lingkup inovasi manajemen. Fase ketiga menekankan pada pencarian dan penemuan prinsip-prinsip baru dan model-model baru manajemen dengan menggunakan pendekatan interaktif kolaboratif. Fase keempat, menekankan pada aktivitas eksperimen, pembelajaran, dan adaptasi dengan keyakinan bahwa inovasi manajemen harus dilakukan secara tegas dan hati-hati, radikal dan praktis yang membutuhkan metodologi yang dirancang dengan baik untuk eksperimentasi, pembelajaran dan adaptasi.
Upaya inovasi pada tingkat apapun (individu, organisasi, dan sosietas/negara) perlu didahului dengan perubahan dan transformasi dalam organisasi atau dalam lingkungan di mana inovasi akan dilakukan atau ingin terjadi, baik itu transformasi desain organsiasi maupun pola pikir (mindset) yang mengarah pada perubahan perilaku. Transformasi organisasi berkaitan dengan perubahan organisasi dari yang sebelumnya kurang kondusif untuk inovasi ke arah bentuk organisasi yang kondusif untuk inovasi. Pada tingkat individu, perubahan desain organisasi menyangkut perubahan arah dan fokus individu, termasuk meninjau dan merefleksikan kembali tujuan-tujuan hidup individu. Pada inovasi tingkat organisasi, perubahan desain organisasi menyangkut perubahan arah dan fokus organisasi yang menekankan pada pertumbuhan dan inovasi, penyesuaian atau perubahan struktur organisasi, penyesuaian atau perubahan proses komunikasi dan koordinasi, perubahan sistem imbal jasa, dan praktik manusa karya (people management). Pada tingkat sosietas atau negara, perubahan desain organisasi menyangkut perenungan, refleksi dan perubahan arah serta fokus negara dan pembangunan. Hal ini menyangkut landasan dan rancangan pembangunan yang memampukan negara menciptakan nilai tambah bagi masyarakatnya. Negara dapat dengan kokoh berada di tengah guncangan-guncangan sosial ekonomi politik karena negara memiliki kreativitas sosial yang menjadi salah satu kunci pemicu inovasi dan ketahanan inovasi (innovation endurance).

Bagaimana agar inovasi berhasil? Avanti merujuk pendapat Hansen dan Birkinshaw (2007) yang memberikan kerangka kerja komprehensif rantai nilai inovasi untuk membantu organisasi menciptakan dan menjadikan inovasi-inovasi organisasi perusahaan berhasil secara ekonomi. Rantai nilai inovasi mencakup tiga aktivitas utama: 1) Penggalian ide dan konsep (idea generation), 2) Pengembangan untuk mengubah ide dan konsep menjadi produk (idea conversion), dan 3) Penyebaran ide atau produk di pasar (idea diffusion, spread of the ide). Pada setiap aktivitas rantai nilai inovasi tersebut harus mampu menciptakan nilai tambah. Keseimbangan kekuatan harus ada pada tiga aktivitas tersebut. Analisis rantai nilai inovasi ini dapat diterapkan pada setiap upaya inovasi di tingkat individu, organisasi, dan masyarakat/negara.

Avanti juga mengambil hasil riset Arnoud De Meyer dan Sam Garg (2005) yang menguak faktor-faktor yang menghambat jalannya inovasi di Asia, menyimpulkan adanya delapan prinsip manajemen inovasi: 1) Tidak ada inovasi tanpa kepemimpinan, 2) Inovasi membutuhkan manajemen risiko yang terkalkulasi, 3) Inovasi dipicu oleh kreativitas, 4) Inovasi membutuhkan integrasi organisasi, 5) Keberhasilan dalam inovasi membutuhkan keunggulan dalam manajemen proyek, 6) Informasi adalah sumber daya penting untuk efektivitas inovasi, 7) Hasil dari upaya kretaif perlu dilindungi, dan 8) Inovasi yang berhasil berakar pada pemahaman yang baik tentang pasar.

Avanti mengemukakan dua prinsip inovasi. Dua prinsip inovasi ini melatarbelakangi setiap prose penciptaan nilai yang pengelolaannya dibantu oleh delapan prinsip manajemen inovasi. Pelaksanaan prinsip manajemen inovasi perlu bertolak dari dua prinsip inovasi ini: 1) Proses penciptaan nilai dilakukan secara bekerja sama dengan konsumen/pengguna, dan 2) Tidak satu pun perusahaan/organisasi yang memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sumber daya yang cukup untuk melakukan penciptaan nilai secara bersama dengan konsumen sehingga setiap perusahaan/organisasi harus belajar untuk mengakses sumber daya dari berbagai sumber (None of us is as smart as all of us).

PENUTUP
Sebelum saya menutup resensi ini, perkenankan saya mengutip salah satu testimoni pembaca buku Avanti Fontana berikut ini:

Jika Anda, organisasi atau perusahaan Anda ingin ‘segera mati’ berhentilah berkreasi-berinovasi-berkolaborasi. Tapi, jika ingin ‘hidup selamanya,’ bacalah buku ini, yang memuat berbagai tips manajemen millennium ketiga-multivitamin paling ampuh untuk berbagai kepentingan. (Robert Eppedando, Director of Universe Music Consulting (UMEC); Penulis Quantum Music: Music Multidimensi)
Para pembaca, sebanyak 38 tokoh penting, baik dari dalam maupun luar negeri, yang memberikan testimoni mengenai buku DR. Avanti Fontana ini.  Apresiasi dan sambutan yang luar biasa dapat kita rasakan dengan membaca testimoni yang mereka sampaikan. Jadi, rugi jika Anda tidak membacanya. Selamat membaca. Semoga bermanfaat!

___________________________________________________

DR Avanti Fontana, lahir di Jakarta, 4 Juni 1970. Memperoleh gelar Docteur en Sciences de Gestion (Doktor dalam bidang Manajemen) dengan kajian Manajemen Inovasi dan Teknologi pada Departemen Strategi dan Manajemen ESSEC Business Scholl dan Program Pasca Sarjana Departemen Manajemen dan Organisasi pada Universitas Paul Cezanne d’Aix-Marseille III, keduanya di Perancis, pada November 2003.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar