PENDAHULUAN
Buku Innovate,
We Can karya DR. Avanti Fontana ini memang ‘unik’ tema-nya. Ternyata, untuk
memahaminya, saya butuh waktu yang lama sekali dan harus saya baca berulang
kali. Ketika seorang teman meminta saya untuk menyiapkan tulisan dengan tema
inovasi, saya dipaksa membaca tuntas buku ini, agar saya memahami dengan benar seluk-beluk
kata inovasi yang terdengar sederhana itu. Namun sampai saat ini saya masih
merasa belum ‘tuntas’ untuk memahaminya secara utuh. Mencoba merangkum isi buku
ini dan menghadirkannya dalam blog kita ini, adalah sebuah langkah awal saja untuk memahami makna inovasi
itu sendiri. Diskusi panjang mengenai buku setebal 355 halaman setelah ini
haruslah diciptakan agar kita semua dapat lebih memahami dan
mengaktualisasikannya dalam kehidupan pribadi, organisasi, bermasyarakat, dan
bernegara. Memang, dalam buku ini, contoh-contoh penerapan lebih banyak dikemukakan
untuk tingkat organisasi khususnya organisasi bisnis atau perusahaan. Namun
secara konsep dapat juga diterapkan untuk individu dan organisasi jenis lainnya
seperti organisasi sosial kemasyarakatan, organisasi politik, dan organisasi
sektor publik (pemerintahan).
ISI BUKU
INI?
Tak kurang 12 definisi inovasi diketengahkan dalam
buku ini. Sebelas definisi di antaranya merujuk pendapat Goswani dan Mathew
(2005), dan daftar istilah pada www.pdma.org
(2008). Kesebelas item definisi tentang inovasi tersebut adalah sbb:
No
|
Item
|
Deskripsi
|
1
|
Menciptakan sesuatu yang baru
|
Merujuk pada
inovasi yang menciptakan pergeseran paradigm dalam ilmu, teknologi, struktur pasar,
keterampilan, pengetahuan, dan kapabilitas.
|
2
|
Menghasilkan hanya ide-ide baru
|
Merujuk pada
kemampuan untuk menemukan hubungan-hubungan baru, melihat suatu subyek dengan
perspektif baru dan membentuk kombinasi-kombinasi baru dari konsep-konsep
lama.
|
3
|
Menghasilkan ide, metode, alat baru
|
Merujuk pada
tindakan menciptakan prdouk baru atau proses baru. Tindakan ini mencakup
invensi atau proses baru. Tindakan ini mencakup invensi dan pekerjaan yang
diperlukan untuk mengubah idea tau konsep menjadi bentuk akhir.
|
4
|
Memperbaiki sesuatu yang sudah ada
|
Merujuk pada
perbaikan barang atau jasa untuk produksi besar-besarandan produksi komersial
atau perbaikan sistem.
|
5
|
Menyebarkan ide-ide baru
|
Menyebarkan dan
menggunakan praktik-praktik baru di dunia.
|
6
|
Mengadopsi sesuatu yang baru yang
sudah dicoba secara sukses di tempat lain
|
Merujuk pada
pengadopsian sesuatu yang baru atau yang secara signifikan diperbaiki, yang
dilakukan oleh organisasi untuk menciptakan nilai tambah, baik secara
langsung untuk organisasi maupun secara tidak langsung untuk konsumen.
|
7.
|
Melakukan sesuatu dengan cara yang
baru
|
Melakukan tugas
dengan cara yang berbeda secara radikal.
|
8.
|
Mengikuti pasar
|
Merujuk pada
inovasi yang berbasiskan kebutuhan pasar.
|
9.
|
Melakukan perubahan
|
Membuat
perubahan-perubahan yang memungkinkan perbaikan berkelanjutan.
|
10.
|
Menarik orang-orang inovatif
|
Menarik/merekrut
dan mempertahankan kepemimpinan dan manajemen talenta dan manajemen manusia
untuk memandu jalannya inovasi.
|
11.
|
Melihat sesuatu dari perspektif yang
berbeda
|
Melihat pada suatu
madalah dari perspektif berbeda.
|
Avanti
lebih memilih definisi ke dua belas yang merujuk pendapat Arnoud De Meyer dan
Sam Garg (2005) yang menulis definisi inovasi secara lengkap dalam bukunya Inspire to Innovate. Definisi yang
dikemukakan kedua orang tersebut, dianggapnya lebih mengayomi semua item
definisi inovasi yang telah disebutkan sebelumnya. Definisi inovasi menurut
Arnoud De Meyer dan Sam Garg adalah:
Kesuksesan ekonomi dan sosial berkat diperkenalkannya cara baru atau kombinasi baru dari
cara-cara lama dalam mentransformasi input menjadi output yang menciptakan
perubahan besar dalam hubungan antara nilai guna dan harga yang ditawarkan
kepada konsumen dan/atau pengguna, komunitas, sosietas, dan lingkungan.
Definisi-definisi tersebut menjelaskan bahwa inovasi
tidak saja berarti “kebaruan” atau sesuatu yang baru, barang dan/atau jasa baru
atau sistem produksi baru atau cara
memasarkan yang baru, namun “kebaruan” itu perlu disertai dengan dampak positif
bagi konsumen dan produsen. “Kebaruan” itu harus menciptakan nilai guna bagi
konsumen dan nilai tambah bagi produsen. “Kebaruan” yang menghasilkan
kesuksesan ekonomi dan sosial, pada konteks inovasi dan penciptaan nilai pada tingkat
individu, organisasi, dan masyarakat (society)
atau negara.
Penciptaan nilai (value
creation) merupakan inti dari inovasi. Inovasi yang berhasil adalah inovasi
yang menciptakan nilai lebih besar untuk konsumen, untuk komunitas, dan
lingkungan pada saat yang sama.
Pada inovasi di tingkat individu, fokus ada pada
kemampuan, motivasi, intelegensi, interaksi individu dengan lingkungannya.
Penciptaan nilai yang kreatif pada tingkat individu akan berdampak pada kinerja
organisasi, langsung dan/atau tidak langsung, sepanjang nilai tambah yang
dihasilkan oleh individu tersebut relevan dengan kegiatan-kegiatan organisasi
atau lingkungan di mana dia berada. Pada
inovasi di tingkat organisasi, fokus penciptaan nilai ada pada penciptaan
pengetahuan, invensi, dan manajemen. Inovasi pada tingkatan ini membangun dan
meningkatkan penghargaan konsumen/pengguna terhadap manfaat dari mengkonsumsi
atau menggunakan produk (meningkatkan nilai guna produk). Pada inovasi di
tingkat masyarakat (sosietas) dan negara, fokusnya adalah pada pemerintah, yang
berjuang untuk menciptakan nilai bagi kebaikan dan manfaat (hajat hidup orang
banyak). Inovasi di tingkatan ini berfokus pada kegiatan, program, dan insentif
untuk berwirausaha dan berinovasi yang dimaksudkan untuk mendorong
organisasi-organisasi dan ventura-ventura baru untuk berinovasi dan memperluas
manfaat yang mereka hasilkan untk masyarakat dan anggota-anggotanya. Pemerintah
menciptakan nilai melalui hukum, peraturan, dan pelayanan-pelayanan yang
menyediakan struktur dan stabilitas serta kepastian atau jaminan kualitas.
Bagaimana menatakelola inovasi agar proses penciptaan
nilai di atas berbuah banyak? Untuk itu diperlukan manajemen inovasi. Manajemen inovasi adalah proses menatakelola
inovasi sehingga menghasilkan kesuksesan ekonomi dan sosial yang diperoleh
secara efisien dan efektif dengan memampukan seluruh sumber daya organisasi
dari dalam maupun dari luar. Nah, di dalam menatakelola inovasi tersebut, juga
diperlukan inovasi manajemen.
Inovasi manajemen di sini didefinisikan sebagai perubahan cara menatakelola
dengan meninggalkan prinsip, proses, dan praktik manajemen tradisional atau
bentuk dan desain organisasi tradisional, yang sudah tidak sesuai untuk
memenuhi tuntutan dan kebutuhan organisasi serta pihak-pihak pemangku
kepentingan yang berada di luar organisasi. Keberhasilan manajemen inovasi
ditunjang oleh inovasi manajemen karena inovasi manajemen mengubah cara manajer
bekerja.
Terdapat empat fase dalam inovasi manajemen. Fase pertama adalah menemukan masalah
dan mengidentifikasi tantangan yang membutuhkan pendekatan non-konvensional. Fase kedua adalah mendekonstruksi
ortodoksi manajemen berupa dogma, standar konvensional, keyakinan, mitos dalam
organisasi yang membatasi ruang lingkup inovasi manajemen. Fase ketiga menekankan pada pencarian dan penemuan prinsip-prinsip
baru dan model-model baru manajemen dengan menggunakan pendekatan interaktif
kolaboratif. Fase keempat,
menekankan pada aktivitas eksperimen, pembelajaran, dan adaptasi dengan
keyakinan bahwa inovasi manajemen harus dilakukan secara tegas dan hati-hati,
radikal dan praktis yang membutuhkan metodologi yang dirancang dengan baik
untuk eksperimentasi, pembelajaran dan adaptasi.
Upaya inovasi pada tingkat apapun (individu, organisasi,
dan sosietas/negara) perlu didahului dengan perubahan dan transformasi dalam
organisasi atau dalam lingkungan di mana inovasi akan dilakukan atau ingin
terjadi, baik itu transformasi desain organsiasi maupun pola pikir (mindset) yang mengarah pada perubahan
perilaku. Transformasi organisasi berkaitan dengan perubahan organisasi dari
yang sebelumnya kurang kondusif untuk inovasi ke arah bentuk organisasi yang
kondusif untuk inovasi. Pada tingkat individu, perubahan desain organisasi
menyangkut perubahan arah dan fokus individu, termasuk meninjau dan
merefleksikan kembali tujuan-tujuan hidup individu. Pada inovasi tingkat
organisasi, perubahan desain organisasi menyangkut perubahan arah dan fokus
organisasi yang menekankan pada pertumbuhan dan inovasi, penyesuaian atau
perubahan struktur organisasi, penyesuaian atau perubahan proses komunikasi dan
koordinasi, perubahan sistem imbal jasa, dan praktik manusa karya (people management). Pada tingkat sosietas
atau negara, perubahan desain organisasi menyangkut perenungan, refleksi dan
perubahan arah serta fokus negara dan pembangunan. Hal ini menyangkut landasan
dan rancangan pembangunan yang memampukan negara menciptakan nilai tambah bagi
masyarakatnya. Negara dapat dengan kokoh berada di tengah guncangan-guncangan
sosial ekonomi politik karena negara memiliki kreativitas sosial yang menjadi
salah satu kunci pemicu inovasi dan ketahanan inovasi (innovation endurance).
Bagaimana agar inovasi berhasil? Avanti merujuk
pendapat Hansen dan Birkinshaw (2007) yang memberikan kerangka kerja
komprehensif rantai nilai inovasi untuk membantu organisasi menciptakan dan
menjadikan inovasi-inovasi organisasi perusahaan berhasil secara ekonomi.
Rantai nilai inovasi mencakup tiga aktivitas utama: 1) Penggalian ide dan
konsep (idea generation), 2)
Pengembangan untuk mengubah ide dan konsep menjadi produk (idea conversion), dan 3) Penyebaran ide atau produk di pasar (idea diffusion, spread of the ide). Pada
setiap aktivitas rantai nilai inovasi tersebut harus mampu menciptakan nilai
tambah. Keseimbangan kekuatan harus ada pada tiga aktivitas tersebut. Analisis
rantai nilai inovasi ini dapat diterapkan pada setiap upaya inovasi di tingkat
individu, organisasi, dan masyarakat/negara.
Avanti juga mengambil hasil riset Arnoud De Meyer dan
Sam Garg (2005) yang menguak faktor-faktor yang menghambat jalannya inovasi di
Asia, menyimpulkan adanya delapan prinsip manajemen inovasi: 1) Tidak ada
inovasi tanpa kepemimpinan, 2) Inovasi membutuhkan manajemen risiko yang
terkalkulasi, 3) Inovasi dipicu oleh kreativitas, 4) Inovasi membutuhkan
integrasi organisasi, 5) Keberhasilan dalam inovasi membutuhkan keunggulan
dalam manajemen proyek, 6) Informasi adalah sumber daya penting untuk
efektivitas inovasi, 7) Hasil dari upaya kretaif perlu dilindungi, dan 8)
Inovasi yang berhasil berakar pada pemahaman yang baik tentang pasar.
Avanti mengemukakan dua prinsip inovasi. Dua prinsip
inovasi ini melatarbelakangi setiap prose penciptaan nilai yang pengelolaannya
dibantu oleh delapan prinsip manajemen inovasi. Pelaksanaan prinsip manajemen
inovasi perlu bertolak dari dua prinsip inovasi ini: 1) Proses penciptaan nilai
dilakukan secara bekerja sama dengan konsumen/pengguna, dan 2) Tidak satu pun
perusahaan/organisasi yang memiliki pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan
sumber daya yang cukup untuk melakukan penciptaan nilai secara bersama dengan
konsumen sehingga setiap perusahaan/organisasi harus belajar untuk mengakses
sumber daya dari berbagai sumber (None of
us is as smart as all of us).
PENUTUP
Sebelum saya menutup resensi ini, perkenankan saya
mengutip salah satu testimoni pembaca buku Avanti Fontana berikut ini:
Jika Anda,
organisasi atau perusahaan Anda ingin ‘segera mati’ berhentilah
berkreasi-berinovasi-berkolaborasi. Tapi, jika ingin ‘hidup selamanya,’ bacalah
buku ini, yang memuat berbagai tips manajemen millennium ketiga-multivitamin
paling ampuh untuk berbagai kepentingan. (Robert Eppedando, Director
of Universe Music Consulting (UMEC); Penulis Quantum Music: Music Multidimensi)
Para pembaca, sebanyak 38 tokoh penting, baik dari
dalam maupun luar negeri, yang memberikan testimoni mengenai buku DR. Avanti
Fontana ini. Apresiasi dan sambutan yang
luar biasa dapat kita rasakan dengan membaca testimoni yang mereka sampaikan. Jadi,
rugi jika Anda tidak membacanya. Selamat membaca. Semoga bermanfaat!
___________________________________________________
* DR Avanti Fontana, lahir di Jakarta, 4 Juni
1970. Memperoleh gelar Docteur en
Sciences de Gestion (Doktor dalam bidang Manajemen) dengan kajian Manajemen
Inovasi dan Teknologi pada Departemen Strategi dan Manajemen ESSEC Business
Scholl dan Program Pasca Sarjana Departemen Manajemen dan Organisasi pada
Universitas Paul Cezanne d’Aix-Marseille III, keduanya di Perancis, pada
November 2003.